Matras Rockfire

Sajaku

Home | About Me | Favorite Links | Contact Me | Family Photo Album | MAWIFC | Vacation Photo Album | My Resume | Sajaku

AYUH MULA BILANG HARI-HARI SENJA

gimana lagi?

tu gimana lagi?
terang-terangan ia bersuluh
mulus tak terkata bahasa
rang ungkap semua kata-kata
girang-girang mailah jelang-jelang
teringat sofa di kantor kian usang
buat dudukan kucing tidur tumpang
riang-riang mailah pulang petang
kita kembang-kembang bunga biar jambang
lelap mata mengusik ngantuk rasa
belai budi hilai hati sama saja

gimana lagi?
maunya apa-apaan
jamu pisang dibuburi manisan
sepenanggung hiba hilang murka
jauh-jauhnya lari dilarikan
gemalai udara nan segar
berbelai kasih bertebar
dihiasi semangkuk rindu
darah merah walau sendu
mengerat rasa kasih mendalam
cengkam di hati kuat berbungkam
bersemadi bak diterkam-terkam
erat..... sememangnya

gimana lagi maunya?
ini kasih belaian seribu makna
seribu bahasa di sudut rasasuka
sejuta nikmat direnjut luahrasa
tahu mencari digetapan gerak bibir
gerak suara yang terlontar
menyatakan
apa jua yang dirasakan

jelas benar itu kau tahu sejak dulu

dalam kudus matamu
kutahu dan benar tahu
sinar itu kau cari
gemerlapan atau kerlipan?
kau tanyai diri
dan jua hati
pada bulan dan bintang
cahaya mula dari mana?
ini benar kudus
benar tulus
jiwa pasti mulus
serakan cahaya
biar ia jadi warna
spektrum itu insan
yang gemar mewarnakan
jalan-jalan kehidupan
kabur sekali-sekali dikabusi kabut
waktu sore waktu dini
di saat itulah malaikat menyambut
pahala-pahala yang terbang
mencari langit dan pintunya
sambil setan bikin kacauan
menghentak-hentak hati
bisa jadi penyek kemek
apa mesti kita mengalah
pada nafsu ia memang jagoan
membentak-bentak insan
gegar diri jiwa tersintak
dalam kudusnya hidup ini
suara azan memanggil-manggil
saat jiwa mengigil-gigil
dan cahaya terus bergelombang
dan cahaya kembang sembari terbang
gemerlapan itu kilauan
kerlipan itu bintang
bulan bersemi lagi
janganlah ia kesima gerhana
ayuh tangan-tangan yang pasrah
sama-samalah kita berdoa menyerah
takdir matriks yang muallaq
di saat ajal ia mubram
diri harus kuat
terobos segalanya yang merintang
nantinya suasana kan membahang
lalu merah kemerahan alam ini
datanglah nanti
sang cahaya
tukar jadi warna
jadi kelihatan dari ghaib tadi
adalah wajah bunga-bunga yang berjambak
dan ianya adalah ros merah
semerah darah semerah hatimu
tujuh kuntum ia kembang
serikan dirimu dalam pasu hidup ini
kau pun nantinya kan berjambang
kelak datang kumbang
memberi pesan
gadis
kau kuat sebenarnya
kau cukup tekad
dan keputusanmu itu benar
dan kebenaran itu adalah
kebahagiaan ini
ia memang telah dulu lagi berseri
yang pahit itu bukan pahit sebenarnya
hanyalah mainan rasa peria
yang manis itu juga membenar
segala ekspresimu
dan hari ini
kau telah tahu
yang kau tahu sejak dulu
ayuh kita genggam
semangat
semangat
dan semangat

ansorwedding028.jpg

Prolog (7 selepas 7)

Salam Barakah Buat Mu Kekasih

Lembaran ini tidak pernah menangis
Tidak pula mengalirkan air matanya
Hanya akan terbit mata air
Memancar dan mengalir
Menjadi alur kasih
Menjadi kali kasih
Sungai cinta dan Batang sayang
Menjelma di dalam anak mata
Bayangan mimpimu dan mimpiku
Usang tak bertukar menjadi
Baru segar senantiasa bila pergi
Dalam jambangan mesra ia kembang
Ia terus menjadi merah bunga mawar
Ia juga sakit berduri tangkai ros merah jambu
Tujuh kuntum ia kembang
Tujuh kuntum ia kuncup
Di ketujuh-tujuh lautan
Di atas tujuh benua
Dia berjalan sambil menari
Dia menyanyi sambil berkata
Lagu-lagu Kerinduan
Puisi-puisi Kesyahduan
Terbanglah dikau berkawan-kawan
Kepakkan sayapmu lekas terbang
Hilang di mata di sebalik awan
Kau pandang semua padang
Kau bilang kata sayang
Kau terjun kembali ke bumi
Menjadi unta di pasiran
Menjadi kuda di hutanan
Berperang dengan lidahmu
Berkocak sepi hatimu
Kau hitung lagi
Kau tanya dia
Di manakah hilangnya
Kasih dan sayang
Senja menyengit lagi
Untuk sepasang kekasih
Pulang bersama
Setelah puas bercinta
Mainan kepanasan
Mandian kesaljuan
Angan dan Ronta
Di tengah-tengah tujuh lautan
Dan tujuh yang selepas tujuh tadi
Di dalam tujuh irama doremi
Rukun Satu rukun Esa
Rukun Tiga rukun agama
Rukun Lima rukun tiang
Rukun Tujuh rukun cinta
Rukun kasih dan rukun sayang

-Eksit tu nan-

Manuskrip Kehidupan (Kotak Alif)

Bismmillahirrahmanirrahim wa Assalamualaikum warahmatullahi azza wa jalla wabaraktuh wa ridhwanuwamaghfirah.

Salam kerinduan dalam syahdu yang berpanjangan di dalam buana rahman terucap di bibir mengumit kalam-kalam habibati terjun menerlus ke dalam hatimu kekasih insan belaian seribu kucupan mesra idaman kalbu rantingan yang menjalar segala akar merumbai setiap umbi mengakar dan mencengkam, menegak dan menggagahi alur-alur rahman dan itulah kehidupan.

Kuucap kata manis gula, manis madu, manis air embun yang memagi mesra di subuh bening dan di dinihari hening, tersiang memancar titisan air membentuk warna-warana tujuh jalur, tujuh warna, asal putih jadi merah, menjingga jadi kuning, menghijau jadi biru, menila jadi ungu, tetap ada sempadan antaranya, sempadan kehidupan antara halal dan haram, ada jua yang syubahah, jadi hukum, jadi patuh, mengikut jadi pahala , engkar jadi dosa, ada harus, bisa juga jadi sunat dapat pahala, kata jadi makruh terkurang ia, ada wajib mesti dibuat, ada syurga kerna pahala, ada neraka kerna dosa.

Kulemparkan kejahilan setelah masuk ilmu di dada, kerna tiada amalan, ilmu melempar hikmah dan kebijaksanaan, kosong dada, kosong iman, lapar rohani, jadi gelap di hati, mengukir dosa di siang, mewarna hitam di malam. Hati jadi kotor, perlu dibasuh, perlu dicuci, kalam Ar-Rahman tetap benar, mengajar dan mendidik hati insan dan hatiku, akal insan dan akalku. Masuk jadi faham. Roh jadi muthmainnah. Pulang dan kembali. Kepada Illahi. Rabbiki radhiatan Mardiah. Ke kembara. Kuberhenti seketika. Kerna aku ingin lena. Untukku bangkit semula.

-Dari Alif ke Ba'-

Penghujung Yang Makin Hampir
 
Salam
 
Mungkin ianya akan menjadi berita gembira buatmu
Kerna ia mungkin semakin dekat
Di penghujungan alur bicara
Setelah bertalu lembaran dikirim
Ianya semakin menjadi sepi
 
Aku rela untuk tidak menyapamu lagi
Kerna kurasakan kau tidak lagi ingin sapaanku
Tulisanku lebih menjadi gangguan hidupmu
Dapat jua kurasakan
Yang kebencianmu padaku telah mula berputik
Sepertimana keputusan yang pernah kau khabarkan
Aku telah benar faham lagi mafhum akan kehendakmu
 
Aku tahu yang aku bermimpi
Namun aku tetap ingin mencuba jua
Ternyata juga usahaku terus menjadi sia
Telah kucuba jua
Tetap tidak menjadi
Namun bukanlah aku mudah berputus asa
Cuma aku tidak mahu merunsingkanmu lagi
Kau berhak berehat
 
Di ketika ini betapa sebak kurasa
Seperti peretemuan terakhir kita tempohari
Aku amat pilu
Kerana ia perlu diakur untuk berakhir
 
Daya cintaku semakin pipis
Aku rasa amat sifar hidup ini
 
Namun tidak apa
Kekuatan dalamanku senantiasa membantu
 
Dan satu yang perlu kau tahu kala ini
Cintaku hanya untukmu
 
dan kutahu jua
keenggananmu bersifat relatif
menjadi enggan dikau oleh pengaruh luar
aku tahu
lumrah
 
sekadar mengenangkan
saat manis yang pernah kita kongsi itu memang manis
hebat dan mempersonakan
bibitan cinta dapat mekar berjambangan
 
aku senantiasa untuk mu jua
aku tetap menanti
walaupun aku telah melihat kau pergi jauh
jauh dan semakin jauh
bayangmu telah hilang
suaramu sayup kedengaran
 
apa benarkah kita pernah bersama?
di suatu ketika dahulu.
 
.......the last episode......

10th day of seperation
 
Sajak - Dalam Kasih Dalam Rindu
10102001 Ipoh
 
Kesrikandian termega
Di atas batuan tengahan genting asmaraloka
Terjebak dek tanah gersang tak tertandus
Lelehan lanar berapi cinta di lurahan asmaradana
Dari sisipan kertas di muka kamasutra
Bintang-bintang indraloka
Di setiap hujung-hujung gerbang istana cinta
Tertinta semua dakwat-dakwat asmara
Terhimbau segala serpihan dosa-dosa
Di muka-muka mamak bendahara
Di setiap desa
Kenangan yang mengulit asmara
Indah dan rawan
Bagai burung terbang berkawan-kawan
Merempuh gerombolan awan
Sungguh indah sungguh rawan
Sampai tiba musim mengawan
Mencari pasangan mencari lawan
Tatkala mentari memancar sinar cinta
Tak pernah tersirna biar sesaat duka
Kerna yang lebih juara lebih lara
Pelangi petang sempat menjeling
Di bumi tionghua di bumi keling
Barat dan timur makin bersatu
Utara selatan berjarak tanpa batu
Di hening subuh jiwa bersatu
Dalam kelam tengah malam
Gegar jiwa dakapan kasih
Erat cinta erat rindu erat kasih erat sayang
Mendakap rapat ilham berjagat
Mesra kucupan di dahi terpahat
Bibir manis lidahan madu
Menggetar segala urat-urat nafsu
Kau terjaga dalam riang
Dada berdebar hingga ke siang
Inginkan datang agar terus datang
Tidak lupa sesaat duka
Kasih diraut pandangan mata
Tenungan tajam melonjak asrama
Kata-kata berhikmat kamasutra
Daun-daun asmara layu gersang
Di atas pangkin ia telanjang
Di ranjang hemah bistari jiwa
Badani lemah asmaraloka
Menginjak-injak gerakan cinta
Melonjak lunak asmaradana
Asmara dalam mesra
dalam kalimah kamasutra
Sutra kasih kasturi manja
Belaian kasih penuh di jiwa
Menantikan saat penuh mesra
Di kelibat asmaradana
Marilah kasih melambai rindu
Dendam cinta yang sungguh dalam
Sedalam jurang yang makin jauh
Tiada penghujung tiada sauh
Lintas sebentar mencari aur
Tebing yang basah tandanya subur
Belaian kasih sayang cinta yang luhur
Sutra di kamarnya kelambu asmara penamat citra
Warna-warna indraloka istana yang bergaya
 =Khas untuk - Ina...gadis senandung malam=

Enter supporting content here

We are the World